KERINCI DALAM LINTAS SEJARAH


KERINCI DALAM LINTAS SEJARAH
Oleh: Megi Vornika, M.Pd



ASAL USUL NAMA KERINCI ADALAH:

• Sesuai dengan keadaan alamnya yang bagaikan dipagari bukit dan gunung dengan hutan yang lebat yang dihuni pelbagai jenis binatang buas dan beraneka satwa lainnya menyebabkan seolah-olah terkunci dari dalam dan dari luar. Dari kenyataan itu timbul dugaan, bahwa sebutan Kerinci berasal dari kata-kata Kunci atau terkunci yang kemudian berubah menjadi Kerinci. Orang Minangkabau menyebutnya Kurinci (dengan U).

• Dahulu daerah ini terbagi dua, yaitu bagian yang tinggi dan tanahnya kering; bagian yang rendah dan tanahnya berair (cair). Dari dua kata, Kering dan Cair lahir lah kata majemuk kering-cair, yang akhirnya menjadi kehing atau khing, dan cair menjadi caye, digabung menjadi khingcaye yang akhirnya menjadi Kincai.

• Kedatangan suku bangsa Melanesia dari dataran Asia melalui Semenanjung Malaka menyeberang di selat Malaka lalu menyusuri pantai timur pulau Sumatera dan sampai di selat Berhala. Mereka membelok ke sungai Batanghari terus ke sungai Batang Merangin dan sampai ke hulunya, yaitu di sekitar Danau Kerinci sekarang. Suku bangsa yang datang itu menemui daerah itu sudah ada penghuninya, yaitu manusia yang sangat primitif, tinggal di gua-gua. Para pendatang itu menyebut daerah yang mereka temui itu Kerinci artinya hulu sungai, dan orang-orang yang mereka jumpai disebut orang Kerinci artinya orang hulu sungai.


Sebagai suatu suku bangsa di tengah-tengah sekian banyak suku bangsa di Indonesia, ia disebut suku Kerinci, gunungnya disebut Gunung Kerinci, danaunya disebut Danau Kerinci, adat istiadatnya disebut Adat Kerinci atau Adat Sakti Alam Kerinci, dan orangnya disebut Orang Kerinci. Daerah Kabupaten Kerinci ini terletak di bagian paling barat dalam Provinsi Jambi. Diantara 1°41’ – 2° 26’ LS dan 101° 08’ -- 101° 50’ BT. Luas wilayah Kabupaten Kerinci adalah 4.200 km². Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) berada di wilayah 4 Provinsi (Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan).



Sensus Penduduk, tahun 1960 penduduk Kabupaten Kerinci berjumlah 155.874 jiwa. Bandingkan dengan sensus penduduk sekarang (BPS Kerinci Dalam Angka).

Rendahnya angka pertumbuhan penduduk itu banyak dipengaruhi oleh migrasi penduduk di samping keberhasilan Program Keluarga Berencana.

Mata Pencarian adalah bertani (sawah dan ladang), Pedagang, Pegawai negeri, industri, dan lain-lain.


Masa awal penjajahan Belanda (1903– 1921) daerah Kerinci merupakan satu afdeling dalam wilayah keresidenan Jambi. Kemudian pada tahun 1921 dipindahkan ke afdeling Painan dalam keresidenan Sumatera Barat. Masa pendudukan tentara Jepang (1942– 1945) terjadi perubahan status di mana Kerinci dan Indrapura digabung jadi satu wilayah yang disebut Bungsyoo dan masih berada dalam lingkungan Keresidenan Sumatera Barat. Setelah kemerdekaan (1945) Kerinci dan daerah Pesisir Selatan digabung menjadi satu kewedanaan, yang kemudian berubah menjadi Kabupaten Pesisir Selatan dan Kerinci (PSK) dengan ibukotanya Sungai Penuh.
Perubahan selanjutnya terjadi pada tahun 1958 berdasarkan Undang-undang No. 19/ 1957 tanggal 9 Agustus 1957 yang diperbaharui dengan Undang-undang No. 81 tahun 1958 tentang pembentukan Provinsi / Daerah Tingkat I Jambi di mana Kerinci tergabung di dalamnya. Berdasarkan Undang-undang No. 61 tahun 1958 diresmikanlah Kerinci menjadi Kabupaten/ Daerah Tingkat II Kerinci. Berdasarkan surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi No. 5/A-1/Pem-Um tanggal 1 April 1963, Kabupaten Kerinci yang mulanya terbagi atas 3 Kecamatan (Kecamatan Kerinci Hulu, Kecamatan Kerinci Tengah, dan Kecamatan Kerinci Hilir). Dimekarkan menjadi 6 Kecamatan dengan 16 kemendapoan sebagai berikut:
Kecamatan Gunung Kerinci, terdiri dari Kemendapoan Natasari dan Kemendapoan Siulak
Kecamatan Air Hangat, terdiri dari Kemendapoan Semurup, Kemendapoan Depati-7, dan Kemendapoan Kemantan.
Kecamatan Sungai Penuh, terdiri dari Kemendapoan Lima Dusun dan Kemendapoan Rawang
Kecamatan Sitinjau Laut, terdiri dari Kemendapoan Hiang, Kemendapoan Penawar dan Kemendapoan Tanah Kampung
Kecamatan Danau Kerinci, terdiri dari Kemendapoan Keliling Danau dan Kemendapoan Seleman
Kecamatan Gunung Raya, terdiri dari Kemendapoan Lempur dan Kemendapoan Tiga Helai Kain

Undang-undang No.5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa


Dunia pendidikan di Kabupaten Kerinci berkembang cukup pesat untuk semua jenjang mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Adapun sisa-sisa kepercayaan primitif itu antara lain adalah upacara asyek. Asyek adalah upacara pemujaan kepada roh nenek moyang atau leluhur untuk minta berkah, keselamatan, rezeki dan lain sebagainya. Kebudayaan lama (primitif) animisme dan dinamisme. Setelah terjadi kontak dan komunikasi dengan daerah luar (Hinduisme dan Budhisme) mulai memasuki kehidupan masyarakat, tetapi tidak mengakar, karenanya ketika agama Islam datang, yang dihadapinya adalah animisme dan dinamisme, sedangkan Hinduisme dan Budhisme hilang begitu saja.

Masyarakat Sakti Alam Kerinci sejak dahulu hidup dalam satu kesatuan wilayah adat di bawah pimpinan para depati. Sampai akhir abad XIX wilayah Kerinci meliputi daerah Kerinci Tinggi dan Kerinci Rendah. Kerinci Tinggi terdiri dari daerah Kabupaten Kerinci sekarang dan daerah Kecamatan Muara Siau serta Kecamatan Jangkat yang sekarang masuk ke dalam daerah Kabupaten Merangin. Sedangkan daerah Kerinci Rendah terdiri dari daerah Kecamatan Sungai Manau, Kecamatan Bangko dan Kecamatan Tabir yang sekarang masuk daerah Kabupaten Merangin. Pada tahun 1901 Belanda mulai masuk ke daerah Sakti Alam Kerinci. Kedatangan Belanda itu mendapat perlawanan dari rakyat setempat yang dikenal dengan Perang Kerinci, berlangsung hingga tahun 1903. Setelah berhasil menguasai daerah Kerinci, Belanda mulai melaksanakan politik devide et impera dengan memecah belah wilayah Alam Kerinci.


PENDALAMAN MATERI:
1. BUATLAH PETA KERINCI DI KERTAS, BERITANDA DI PETA TERSEBUT ALAMAT LENGKAP ANDA !

2. DESKRIPSIKAN DAN CERITAKAN SEKITAR DAERAH TEMPAT TINGGAL ANDA TENTANG UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN !

Sumber bacaan:

Yunasril Ali, Dkk. 2005. Adat Bersandi Syara' Sebagai Fondasi Membangun Masyarakat Madani di Kerinci. Kerinci: STAIN Kerinci Press



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karya Monumental: Kenduri Sko "Pencak Silat Pedang Tradisional dan Tari iyo iyo" Kerinci