Perubahan sosial dan kebudayaan
Perubahan sosial dan kebudayaan
Oleh: Megi Vornika, M.Pd
a. Konsep perubahan sosial budaya
b. Konsep perubahan kebudayaan
c. Teori perubahan masyarakat dan kebudayaan
Perubahan
Sosial Budaya Pudjiwati (1995) dalam Sahab (2002)
menunjukkan perubahan sosial itu merupakan implikasi dari hubungan interaksi
antara orang, organisasi atau komunitas yang menyangkut struktur sosial, pola
nilai, norma dan peranan. Hal ini sejalan dengan Kingley Davis dalam Soekanto
(1990) yang mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Perubahan-perubahan
sosial adalah segala perubahan pada Lembaga-lembaga sosial didalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok
dalam masyarakat (Soemardjan, 1981) Menurut Soedjito dalam Sahab (2002),
perubahan sosial sebagai fenomena sosial, merupakan suatu gambaran dinamika
masyarakat yang mengalami alih nilai-nilai tradisional. Nilainilai tradisional
yang selama ini dipegang teguh beralih ke nilainilai kapitalis. Nilai-nilai
tradisional yang mengedepankan kebersamaan digantikan dengan nilai-nilai
kapitalis yang lebih individualis. Pergeseran masyarakat tradisional menjadi
masyarakat kapitalis digambarkan oleh Lauer (2001) sebagai fenomena penting
dari struktur sosial, berhubungan dengan pola-pola perilaku dan interaksi
sosial. Konsekuensinya perubahan itu berwujud norma-norma, nilai-nilai dan
adaptasi budaya yang dilihat oleh Evers dalam Sahab (2002) sebagai akibat
pengaruh luar terhadap sendi-sendi kehidupan internal.
Perubahan
dalam masyarakat pada dasarnya akan menyangkut hampir semua aspek atau segi
masyarakat. Perubahan-perubahan itu dapat mengenai nilai-nilai, norma-norma,
pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan
sebagainya (Soekanto, 1990). Berbicara tentang perubahan banyak sekali ahli
yang membedakan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Suparlan
dalam Hatu (2011) misalnya membedakan perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan. Menurutnya perubahan sosial adalah perubahan dalam struktur sosial
dan dalam pola-pola hubungan sosial antara lain mencakup sistem status,
hubungan-hubungan dalam keluarga, sistem-sistem politik dan kekuasaan serta
persebaran penduduk, sedangkan perubahan kebudayaan perubahan yang terjadi
dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga atau sejumlah warga
masyarakat yang bersangkutan, yang antara lain mencakup aturan-aturan atau
norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan warga masyarakat
yang meliputi nilai-nilai, teknologi, selera dan rasa keindahan atau kesenian
dan bahasa. Namun pada dasarnya antara perubahan sosial dan budaya itu
merupakan satu kesatuan.
Perubahan
sosial merupakan cakupan dari perubahan budaya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Pujiwati dalam Hatu (2011) yang mengatakan bahwa tidak ada masyarakat yang
tidak mempunyai kebudayaan, sebaliknya pula tidak ada kebudayaan yang tidak
terjelma dalam suatu masyarakat. Dengan demikian istilah yang lebih lengkap
semestinya adalah “perubahan sosial budaya”. Davis dalam Soekanto (1982)
menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya.
Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial Menurut Bettelheim dan Janowtz dalam Halim
(2002) di antara faktor-faktor yang mendorong dapatlah disebutkan kontak dengan
kebudayaan lain, sistem pendidikan yang maju, toleransi terhadap perilaku yang
menyimpang, stratifikasi yang terbuka, penduduk yang heterogen, dan
ketidakpuasan terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. Daya pendorong
faktor-faktor tersebut dapat berkurang karena adanya faktor-faktor yang
menghambat, seperti kurangnya atau tidak ada hubungan dengan masyarakat lain,
perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, sikap masyarakat yang terlalu tradisionalistis,
adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali, rasa
takut akan kegoyahan pada integrasi kebudayaan, prasangka terhadap hal-hal yang
baru, hambatan-hambatan yang bersifat ideologis, dan mungkin juga adat istiadat
yang melembaga dengan kuat Menurut Soekanto (2000), aktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan antara lain, yaitu
bertambahnya penduduk, penemuan baru (inovasi), konflik dalam masyarakat,
revolusi dalam masyarakat, peperangan, bencana alam, dan pengaruh interaksi
dengan kebudayaan lain. Sajogyo (1985) mengatakan bahwa faktor pendukung
terjadinya perubahan sosial yaitu intensitas hubungan atau kontak dengan
kebudayaan lain, tingkat kebudayaan yang maju, sikap terbuka dari masyarakat,
dan sikap ingin berkembang dan maju dari masyarakat. Sebab-sebab terjadinya
perubahan sosial-budaya antara lain dikarenakan adanya perubahan demografi
(demographic change), pergerakan dan perubahan sosial (social movement and
change), serta adanya penemuan-penemuan. Penemuan itu sendiri meliputi
persebaran kebudayaan (diffusion), inovasi dan evolusi kebudayaan
(Koentjaraningrat, 1986).
Sumber Bacaan:
https://media.neliti.com/media/publications/180469-ID-none.pdf
(Tanggal Akses, 30-11-2022)
Komentar
Posting Komentar